Thursday, March 1, 2007

Integralitas Muslim

bagi saya,
Kaffah itu keutuhan individu untuk tunduk menjalankan syariat dalam
kehidupan sehari-hari apapun bentuknya yang hakikatnya di pahami
sebagai penghambaan menuju Allah berdasarkan pedoman Al Quran dan
Assunah.

Dari pengertian tersebut, tentu saja pelaksanaannya sudah satu paket
untuk kesertaan jiwa(ruhani) dan raga(jasmani) karena yang dituju
adalah Allah Yang Maha Ada.

Dari Syahadat itu sendiri sudah dapat di pahami maknanya "Saya
bersaksi" yang artinya semuanya dilakukan dengan kesadaran baik fisik
dan jiwa bahwa semua itu tertuju kepada Allah.

Saya malah merasa aneh kalau ada yang mencari cari hakikat karena
sudah jelas hakikat itu terletak dalam ketundukan melaksanakan syariat
itu sendiri, yang diucapkan seorang Individu ketika menjadi Muslim.

Saya juga merasa aneh kalau muslim ada yang masih mencari-cari tuhan,
tuhan kok dicari cari padahal sudah di jelaskan dalam AlQuran (cari
sendiri ..). Kecuali kalau memang dia belum bersyahadat. Karena dalam
"syahadat" itu sendiri dia sudah melalui tahap ketundukan (syariat)
"menemukan" (hakikat) dan "mengenal" (ma'rifat).

Apa lagi yang mau di cari cari ?

Mau lebih merasakan ? Merasakan itu sejalan dengan keikhlasan
melaksanakan syariat itu sendiri. Antara syariat, hakikat dan ma'rifat
itu terintegrasi tidak terpisah dan tidak dibedakan level
pelaksanaannya. Masih ada dalam satu level dan satu paket.

Yang menjadi tidak selevel adalah level "yang melaksanakannya."

Kang Perisai Dewa yang saya cintai karena Allah

tentang landasan dasar tasawuf nya dari dalil surah tersebut saya
pending dulu deh ...

bersambung ...

wassalammualaikum wrwb

sander anak usil

No comments: